Metodologi Penelitian Pendidikan


Pertanyaan

1. Buatlah sebuah permasalahan penelitian pendidikan yang didalamnya mengandung 3 variable, yakni satu variable tergantung dan dua variable bebas. Sebutkan variable-variable yang dimaksud!

Jawab

Pengaruh Musik Klasik (Mozart) Terhadap Memori (Ingatan) Anak Berkebutuhan Khusus (autis). Variable tergantungnya adalah Musik Klasik (Mozart) dan dua variable bebasnya adalah Memori Anak dan Anak Berkebutuhan Khusus (Autis). Dengan penjelasan:

a. Musik Klasik (Mozart) : Adalah musik yang memiliki nilai seni yang tinggi, berkadar keindahan dan tak luntur sepanjang masa, yaitu gubahan dari aransemen karya Wolgang Amadus Mozart (1756-1791)[1].

b. Memori (Ingatan) Anak : Kemampuan anak untuk mengingat informasi yang telah diketahui, dan pengukuran ingatan dapat dilakukan dengan memanggil kembali informasi yang telah didapat (recall)[2].

c. Autis : Adalah masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi dan perhatian. Kelainan ini dapat menghambat, memperlambat atau mengganggu sinyal dari mata, telinga dan organ sensori yang lain[3].

2. Dari masalah penelitian saudara ada no.1 diatas, bagaimana bentuk/jenis data tiap variable dan dengan cara/metode apa pengambilannya?

Jawab

Jenis penelitiannya menggunakan penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variable bebas dan meneliti akiba-akibatnya. Pada penelitian ini variable-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variable luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan[4]. Penelitian ini menggunakan tipe True Eksperimen Design, dimana tipe ini dianggap paling ideal untuk mempelajari mekanisme sebab-akibat, karena hamper semua sumber-sumber invaliditas dapat terkontrol dengan baik oleh desain ini[5]. Desain pelaksanaan penelitian ini adalah siswa yang dijadikan subyek penelitian diambil secara random tidak lebih dari 6 siswa, peneliti meminimalisir subyek dengan tujuan meminimalisir apabila terjadi kesalahan yang fatal dalam melakukan penelitian. Dimana 6 anak tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, dengan perincian 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok eksperimen yang nantinya kelompok ini yang akan diberi treatment dalam penyampaian materi. Masing-masing kelompok ditempatkan dalam ruangan yang berbeda. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan dua cara:

a. Observasi, yaitu mengamati proses recall yang dilakukan oleh masing-masing subyek penelitian, adapun indicator yang digunakan dalam observasi ini adalah kelancaran dalam me-recall informasi.

b. Tes, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberi stimulus materi-materi yang telah diberikan selama penelitian.

3. Berdasarkan masalah no.1 diatas, ajukan rumusan Hiotesisnya. Jika Hipotesis ditolak, apa yang saudara lakukan sebagai peneliti?

Jawab

Hipotesis adalah Pernyataan yang kebenarannya harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima menjadi teori utama atau dalil. Secara awam Hipotesis dikatakan sebagai pernyataan sementara, karna belum diuji kebenaran pernyataan tersebut. Proses pengujian hipotesis menjadi tulang belakang pembuatan alat ukur, pengumpulan data dan proses pengolahan, analisis dan interpretasi data dalam penelitian[6]. Hepotesis dalam penelitian ini adalah, ada pengaruh penggunaan musik klasik (Mozart) terhadap memori (hafalan) anak autis. Kebenaran Hipotesis bersifat tidak mutlak, sangat tergantung dari kebenaran teori pendukung dan kesempurnaan pengambilan sampel yang mewakili seluruh populasi. Jadi penerimaan atau penolakan Hipotesis bukanlah persoalan kebenaran atau kesalahan tentang penelitian, tapi lebih pada persoalan cukup tidaknya bukti yang mendukung penelitian. Suatu hipotesis diterima karena dari sampel yang digunakan tidak terdapat cukup bukti untuk menolak hipotesis itu dan bukan karena hipotesis itu benar. Suatu hipotesis ditolak karena dari sampel yang digunakan tidak terdapat cukup bukti untuk menerima hipotesis itu dan bukan karena hipotesis itu salah. Kalau memang diinginkan memperoleh kebenaran mutlak, maka penelitian harus mencakup keseluruhan pengamatan (populasi), sesuatu yang sangat mahal dan membutuhkan ketelitian dan waktu yang panjang. Ada beberapa hal yang menjadikan Hipotesisi ditolak:

a. Landasan teori, maksudnya teori sudah terlalu lama, kurang valid, informasi tidak relevance dan mutakhir.

b. Sampel Tidak representatif, tidak secara acak dan terlalu sedikit

c. Instrumen pengambil dataTidak valid dan reliabel.

d. Rancangan penelitianTidak tepat, menghasilkan penelitian yang tidak tepat pula. Karena rancangan penelitian merupakan strategi dalam pembuktian kebenaran hipotesis.

e. Analisa statistik Analisa statistik yang salah, menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis.

f. Pengaruh eksternal variabel Variabel-variabel eksternal/extraneous akan mempengaruhi data yang diperoleh.

Penelitian adalah suatu sistem, jadi kualitas penelitian dan kebenaran hasilnya tidak ditentukan oleh satu bagian saja, melainkan oleh berbagai elemen yang tercakup didalan system penelitian, dan tugas peneliti mengendalikan elemen-elemen tersebut.


4. Dalam penelitian kualitatif, jelaskan makna dan esensi tentang:

a. Peneliti sebagai instrument kunci

b. Setting penelitiannya alami

c. Tidak menenal sample dan generalisasi terhadap poulasi

Beri penjelasan singkat masing-masing jawaban saudara!

Jawab

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif adalah[7]:

a. Peneliti sebagai instrument kunci artinya peneliti sebagai alat utama pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan pengamatan dan wawancara dari sini peneliti memperoleh kumpulan data secara deskriptif yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Peneliti juga lebih menfokuskan pada proses daripada hasil, artinya dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari berbagai variabel yang saling mempengaruhi.

b. Setting penelitian yang alami maksudnya dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting). Situasi nyata ditempat penelitian itu dilaksanakan dan atau tempat pengambilan data merupakan suatu keseluruhan yang utuh yang mencakup kondisi fisik maupun kehidupan social budaya dan keagamaan warga dan masyarakat. Kesamaan setting pada berbagai penelitian mungkin memiliki kesamaan, oleh karena itu penting bagi peneliti melakukan penelitian pendahuluan[8].

c. Tidak menegenal sample dan generalisasi terhadap populasi artinya subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, generalisasi maksudnya tidak ada perbedaan jadi sample penelitian tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya. Penelitian juga mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan segi pendiriannya.

5. Terangkan dengan jelas:

a. Mengapa guru perlu melakukan enelitian tindakan kelas?

b. Nilai penting bahwa guru perlu terampil melakukan PTK?

Jawab

a. Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

b. Nilai penting bahwa guru perlu terampil melakukan PTK, karena:[9]

1) Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya

2) Temuan penelitian biasa/formal sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran

3) Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya

4) Interaksi guru dan siswa berlangsung secara unik

5) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian dikelasnya

6. Penelitian Tindakan Kelas

a. Sebutkan ciri-cirinya!

b. Mengapa bersiklus?

c. Apa yang dimaksud dengan refleksi

d. Siapa saja yang (mungkin) terlibat dalam kolaborasi jika permasalahannya “banyak siswa yang membolos dan karenanya mutu hasil pendidikan kurang baik”

Jawab

a. Adapun ciri-ciri PTK adalah sebagai berikut[10]:

1) Kegiatan dilakukan dalam situasi rutin, maksudnya penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dapat dijamin akan dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada.

2) Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri artinya penelitian tindakan kelas didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus-menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksanaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, yang dirasakan belum memuaskan dan perlu ditingkatkan.

3) SWOT sebagai dasar berpijak, penelitian tindakan harus dimulai dari melakukan analisis SWOT, terdiri dari unsur-unsur S (Strength) - kekuatan, W (Weaknesses) - kelemahan, O (Opportunity) - kesempatan, dan T (Threat) - ancaman. Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal-hal yang disebutkan, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang.

4) Upaya empirik dan sistemik. Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, sudah mengikuti prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung dan hal-hal yang terkait dengan cara baru tersebut.

5) Tindakan yang dipilih peneliti harus khusus, tidak sulit dilakukan, dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan dan lingkungan, nyata bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan. Selain itu yang sangat penting adalah bahwa tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya. Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu satu bulan, satu semester, atau satu tahun.

6) Bukan seperti biasanya, tetapi harus cemerlang, penelitian tindakan kelas harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa memang berbeda dari apa yang sudah biasa dilakukan. Sesuai dengan prinsip nomer 2, yaitu adanya kesadaran dan keinginan untuk meningkatkan diri, apa yang sudah ada, tindakan yang dilakukan harus berbeda dari biasanya, karena yang biasa sudah jelas menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu guru melakukan tindakan yang diperkirakan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

7) Terpusat pada proses, bukan semata-mata hasil penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil, dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya. Cara, metode, pendekatan atau strategi tersebut berupa proses yang harus diamati secara cermat, dilihat kelancarannya, kesesuaian dengan dan penyimpangannya dari rencana, kesulitan atau hambatan yang dijumpai, dan lain-lain aspek yang berkaitan dengan proses. Sejauh mana proses ini sudah memenuhi harapan, lalu dikaitkan dengan hasil setelah satu atau dua kali tindakan berakhir. Dengan kata lain, dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak harus selalu berpikir dan mengejar hasil, tetapi mengamati proses yang terjadi. Hasil yang diperoleh merupakan dampak dari prosesnya.

b. Terpusat pada proses (perencanaan → pengamatan/pelaksanaan → refleksi)[11], bukan semata-mata hasil, penelitian tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil kinerjanya, dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya. Cara, metode, pendekatan atau strategi tersebut berupa proses yang harus diamati secara cermat, dilihat kelancarannya, kesesuaian dengan dan penyimpangannya dari rencana, kesulitan atau hambatan yang dijumpai, dan lain-lain aspek yang berkaitan dengan proses[12]. Siklus yang diberikan hendaknya lebih dari satu bulan karena dengan perencanaan dan pengamatan yang baik akan mendapat hasil yang baik juga, pertimbangannya satu bulan adalah dalam satu minggu guru minimal masuk kelas dua kali tatap muka, dengan asumsi dalam satu bulan berarti delapan kali tatap muka. Diharapkan dengan delapan kali tatap muka peneliti sudah mencakup semua proses tersebut (siklus).

  1. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan kelas, kemudian berhadapan dengan peneliti pengamat untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan, yang dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagianmana yang belum. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan "dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki[13].

Contoh: siswa dalam siklus ke-3 terjadi kemampuan yang signifikan. Kelancaran mengemukakan pendaat, kemampuan menghimpun hasil diskusi, dan presentasi yang baik.

  1. Pendidikan merupakan bentuk kerja sama dari lembaga pendidikan → guru → siswa → dan wali murid, keberhasilan dan kegagalan sekolah merupakan hasil dari kerjasama dari empat elemen diatas. Permasalahan disisni adalah banyaknya siswa yang membolos, perlu digaris bawahi siswa bolos merupakan salah satu bentuk pemberontakan terhadap ketidaksetujuan apa yang ia dapat baik itu berada dalam dirinya atau dari pihak sekolahan. Bahkan bisa saja siswa membolos karena miss comunication dengan pihak keluarga, artinya ada permasalah intern yang mengganggu pola pikir siswa yang mereka anggap membolos adalah suatu kebanggaan. Disini yang perlu dilakukan adalah adanya konseling kelompok antara siswa-siswa yang membolos, sekolah dan wali murid, dari konseling ini diharapkan ada benang merah yang mampu menyelasaikan problem tersebut dan data meningkatkan mutu pendidikan[14].

7. Apa yang penting diuraikan dalam ub-bab “Latar Belakang Masalah”?

Jawab

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang pengambilan permasalah dalam penelitian, untuk apa penelitian ini dilakukan, dan apa atau siapa yang menjadi subyek penelitian. Bagian ini juga diperbolehkan memuat teori-teori penelitian sebagai alasan mengapa mengambil permasalahan itu.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Don, Efek Mozart, terjmahan oleh Y. Hermaya, (Gramedia: Jakarta, 1997)

Hallen A, Dra M.Pd, Bimbingan dan Konseling, (Quantum Teaching: Jakarta,2005)

Hasan, M. Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Galia,2002).

Hand Out, Pelatihan Tatalaksana Perilaku Pada Penyandang Autisme, Surabaya 28 Juni 1998.

http://massofa.wordpress.com/2008/01/14/kupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif-bag-1/

Latipun, Psikologi Eksperimen, (Malang: UMM Press, 2002).

Soenarto, Prof., P.Hd, Hand Out Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, 10 Maret 2009.

Suharnan, Psikologi Kogntif, (Surabaya: Srikandi, 2005).

Zainal Akib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Yrama Widya: Bandung, 2008)



[1] Don Campbell, Efek Mozart, terjmahan oleh Y. Hermaya, (Gramedia: Jakarta, 1997)

[2] Suharnan, Psikologi Kogntif, (Surabaya: Srikandi, 2005), hal. 95.

[3] Hand Out, Pelatihan Tatalaksana Perilaku Pada Penyandang Autisme, Surabaya 28 Juni 1998.

[4] M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Galia,2002), hal.24

[5] Latipun, Psikologi Eksperimen, (Malang: UMM Press, 2002), hal.15

[8] Prof. Soenarto, P.Hd, Hand Out Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, 10 Maret 2009

[9] Zainal Akib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Yrama Widya: Bandung, 2008)

[11] Prof. Soenarto, P.Hd, Hand Out Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, 10 Maret 2009

[12] Zainal Akib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Yrama Widya: Bandung, 2008)

[14] Dra. Hallen A, M.Pd, Bimbingan dan Konseling, (Quantum Teaching: Jakarta,2005)

0 komentar