Mini Proposal Penelitian


A. JUDUL

Pengaruh Musik Klasik (Mozart) Terhadap Memori (hafalan) Santri Tachfidz al-Quran.

B. LATAR BELAKANG

Inga’…… inga’…… cling! Begitu bunyi iklan yang pernah populer di televisi, pesan itu sedikit mengingatkan tentang kerja ingatan (memori). Pada dasarnya ingatan merupakan sesuatu yang membentuk jati diri manusia, dengan adanya ingatan manusia menjadi makhluk yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, karena ingatan adalah hal yang vital dari kehidupan manusia, bisa dibayangkan jika manusia tidak memiliki anugerah ini, pastilah manusia tidak bias berfungsi seperti ingatan ini.

Karena begitu pentingnya ingatan bagi manusia, terlebuh dalam dunia pendidikan, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian dalam rangka menemukan metode baru untuk meningkatkan kualitas memori pada peserta didik. Sehingga nantinya dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan.

Ingatan bukanlah objek yang bisa dilihat dengan mata, diraba dengan tangan atau dirasakan dengan anggota tubuh yang lain, ingatan merupakan suatu abstraksi yang menunjukkan suatu himpunan ciri-ciri, kegiatan dan ketrampilan[1]. Ingatan merupakan suatu kemamuan mengingat apa yang telah dia lakukan[2]. Informasi yang tersiman dalam ingatan akan tersera menjadi ingatan jangka panjang atau ingatan jangka pendek tergantung pada seberapa besarnya anak menaruh perhatian[3]

Terdapat masalah dan beberapa kesulitan dalam mengingat informasi yang akan disimpan dalam memori dan terdapat beberaa perbedaan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Menurut para ahli kesulitan dalam mengingat dikarenakan informasi yang diterima tidak diolah dan disimpan dalam otak dan bisa juga terjadi kesulitan dalam pemanggilan informasi yang sudah tersimpan[4]. Memang tidak semua informasi dapat disimpan, hanya hal penting dan yang menarik perhatianlah yang tersimpan dengan baik dalam otak.

Hal ini bertentangan dengan hasil eksperimen beberapa ahli Psikologi tentang otak manusia, yang menyimpulkan bahwa semua orang data mengingat setia informasi apapun yang pernah diketahui[5]. Itu berarti seharusnya peserta didik dapat mengingat penjelasan-penjelasan, rumus-rumus dan tempat-tempat bersejarah yang telah diberikan disekolah oleh para guru.

Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga nonformal yang menggunakan metode hafalan, baik itu hafalan untuk muatan lokalnya atau pelajaran wajib yang menjadi ciri khas pondok pesantren tertentu, misalnya: pondok pesantren yang menghafal al-Quran. Melalu lembaga ini santri diharapkan mampu menjaga kitab Allah dengan hafalan tersebut, dan hafalan merupakan salah satu proses yang ada dalam ingatan, menghafal meliputi tahap perhatian dan konsentrasi.

Sekarang, pesantren merupakan tempat yang jumlah penghuninya tidak sedikit, dalam satu komplek bisa lebih dari 10 santri, dan ini dapat mengganggu proses menghafal santri. Bila santri kurang memberi perhatian dalam menghafal ayat-ayat al-Quran, bahkan yang lebih parah lagi santri akan merasa bosan malakukan enghafalan itu. Perhatian dalam proses pembiasaan menjadi suatu yang membosankan dimana anak tidak akan tertarik akan stimulus dan tidak akan lagi memperhatikan stimulusdan tidak akan lagi memperhatikannya[6].

Penggunaan musik dalam belajar bukanlah hal baru, musik dalam jenis tertentu diketahui data merangsang otak, otak akan menjadi terbuka dan reseptif dalam menerima informasi. Musik mengurangi stres, meredakan ketegangan, meningkatkan nergi dan mmerbesar daya ingat, karena musik dapat menjadikan orang cerdas[7]. Musik menjadikan suasana tenang dan menyenangkan sehingga otak menjadi terbuka untuk menerima informasi. Beberapa penelitian membuktikan bahwa musik memberi banyak manfaat kepada manusia atau eserta didik seperti merangsang ikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membangun kcerdasan emosi dan lain-lain.

C. PERUMUSAN MASALAH

Pesantren merupakan lembaga pendidikan nonformal dimana peserta didiknya (santri) diwajibkan untuk tinggal dan bermukim dipesantrn selama mengikuti proses belajar-mengajar dalam lembaga itu tentusaja jumlah peserta didiknya tidak sedikit. Karena tidak sedikit ini dapat membuat peserta didik kurang konsentrasi. Sedangkan, metode pesantren dalam mendidik santrinya masih banyak yang menggunakan metode hafalan, terlebih untuk pesantren yang menghafal ayat-ayat al-Quran.

Kondisi ini menuntut adanya penggunaan metode baru untuk membantu para santri dalam meningkatkan hafalan mereka, dimana memori ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi, perhatian, kelelahan dan emosi. Secara teoritis musik klasik (Mozart) diketahui mampu meningkatkan konsentrasi, perhatian, menghilangkan kelelahan atau kejenuhan serta mnciptakan suasana yang nyaman dalam menghafal.

Dengan merujuk pada latar belakang masalah, maka perumusan masalahnya adalah: Apakah Musik Klasik (Mozart) Berpengaruh Terhadap Memori (hafalan) Santri Tchfidz al-Quran?

D. BATASAN ISTILAH

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan istilah sebagai berikut:

1. Musik Klasik (Mozart) : adalah musik yang mempunyai nilai seni tinggi berkadar keindahan yang tak luntur sepanjang masa, yaitu gubahan dari aransemen Wolfgang Amadus Mozart (1756-1791)

2. Memori : adalah kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui, dan pengukuran ingatan dapat dilakukan dengan recall, yaitu pemanggilan kembali informasi yang telah diterima.

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh musik klasik (Mozart) terhadap memori (hafalan) santri tachfidz al-Quran.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis

a. Memperoleh pengetahuan tentang pengaruh musik klasik (Mozart) terhadap memori

b. Menambah pengetahuan dibidang Psikologi Pendidikan akan pentingnya panggunaan musik klasik terhadap proses menghafal

2. Secara praktis

a. Memberi metode baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam aspek kognitif yang selalu digunakan dalam setiap melakukan aktifitas.

b. Memberi masukan pada dunia pendidikan, orang tua, lembaga pendidikan, pesantren dan instansi yang terkait akan pentingnya penggunaan musik klasik terhadap proses menghafal.

G. TINJAUAN PUSTAKA

  1. Memori

Memori dalam The New Encyclopedia Britanica (1994) diartikan sebagai kemampuan menyimpan dan mendapatkan informasi setelah fikiran manusia mendapat pengalaman[8]. Sedangkan De Porter dan Hernarcki menjelaskan bahwa memori adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui[9].

Ingatan bukanlah objek yang bisa dilihat dengan mata, diraba dengan tangan atau dirasakan dengan anggota tubuh yang lain, ingatan merupakan suatu abstraksi yang menunjukkan suatu himpunan ciri-ciri, kegiatan dan ketrampilan[10]. Ingatan merupakan suatu kemamuan mengingat apa yang telah dia lakukan[11]. Informasi yang tersiman dalam ingatan akan tersera menjadi ingatan jangka panjang atau ingatan jangka pendek tergantung pada seberapa besarnya anak menaruh perhatian[12].

Dalam proses mengingat informasi memori memakai tiga tahp, yaitu: penyandian (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan (retrival)[13].

Terdapat masalah dan beberapa kesulitan dalam mengingat informasi yang akan disimpan dalam memori dan terdapat beberaa perbedaan antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Menurut para ahli kesulitan dalam mengingat dikarenakan informasi yang diterima tidak diolah dan disimpan dalam otak dan bisa juga terjadi kesulitan dalam pemanggilan informasi yang sudah tersimpan[14]. Memang tidak semua informasi dapat disimpan, hanya hal penting dan yang menarik perhatianlah yang tersimpan dengan baik dalam otak.

  1. Musik

musik klasik memiliki perangkat musik yang beragam, sehingga didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas. Dalam kata lain variasi dalam musik klasik jauh lebih kaya dibandingkan dengan variasi bunyi musik yang lainnya. Karenanya, musik klasik menyediakan stimulasi yang demikan luasnya bagi pendengar[15].

Musik klasik Mozart sesuai dengan pola otak manusia. Karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari lembut sampai keras, dari lambat sampai cepat[16].

  1. Hubungan Musik Klasik Dengan Memori

Campbell dalam bukunya Effect Mozart menjelaskan musik dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi baik oleh suara musik maupun suara yang dtimbulkan sendiri. Kesadaran biasa terdiri dari gelombang beta yang bergetar 14 hingga 20 heart. Gelombang beta terjadi bila kita memusatkan perhatian dan kegiatan sehari-harididunia luar, maupun saat kita mengalami perasaan negative yang kuat. Kesenangan dan kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa yang daurnya mulai 8 hingga 13 heart. Jadi semakin lambat semakin santai[17].

Webb dalam Dryden & Vos mengatakan dalam kondisi alfa dan betalah keadaan super memori, bersamaan dengan menguatnya konsentrasi dan kreatifitas, dan itu data diraih dengan jenis musik tertentu agar dapat mencapai hasil yang lebih cepat dan mudah[18]. Kebanyakan para peneliti ercaya pada kondisi inilah otak bagus saat menata dan menerima informasi baru.

H. HIOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat diambil hipotesis sebagai berikut: ada pengaruh musik klasik (Mozart) terhadap memori (hafalan) santri tachfidz al-Quran.

I. METODOLOGI PENELITIAN

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian Trua Eksperimental Design, dengan desain penelitian posttes only control group design, yaitu subyek dibagi dua kelompok atau lebih secara random, perlakuan diberikan kepada satu kelompok sebagai kelompok control. Setelah waktu yang ditentukan dilakukan pengukuran. Keunggulan desain ini adalah karena secara teoritis variable-variabel dari luar dan berbagai sumber individualitas dapat terkendali, sehingga jenis eksperimen ini sering digunakan dalam penelitian[19].



[1] Tina Afian, Belajar Pengalaman Umtuk Memoti, Jurnal ANIMA, (vol. 17, 2005).

[2] Deorter B & Hernarcki, Quantum Learning, terjemah: Abdurrahim, (Bandung:Kaifa, 1996),

[3] Douglas J. Herman, Daya Ingat Super, terjemahan: T. Zaini Dahlan, (Jakarta: Pustaka Delaprasata, 1996).

[4] Martina W Nasrun, Gampang Ingat Diusia Senja, (http//novartis.com, diakses 27 maret 2006).

[5] Deorter B & Hernarcki, Quantum Learning, terjemah: Abdurrahim, (Bandung:Kaifa, 1996),

[6] John W. Santrock, Perkembangan Masa Hidup, jili I. Terjemahan: Juda Damanika & Ach. Chusairi, (Jakarta: Erlangga, 1995).

[7] Jeannete Vos, The Revolusi Learning, (Bandung: Kaifa, 1998)

[8] The New Encyclipedia Britanica, 1994, hal 1041

[9] Deorter B & Hernarcki, Quantum Learning, terjemah: Abdurrahim, (Bandung:Kaifa, 1996),

[10] Tina Afian, Belajar Pengalaman Umtuk Memoti, Jurnal ANIMA, (vol. 17, 2005).

[11] Deorter B & Hernarcki, Quantum Learning, terjemah: Abdurrahim, (Bandung:Kaifa, 1996),

[12] Douglas J. Herman, Daya Ingat Super, terjemahan: T. Zaini Dahlan, (Jakarta: Pustaka Delaprasata, 1996).

[13] Eric Jensen & Karen Markowitz, Otak Sejuta Gygabite “The Great Memori Book, (Kaifa: Bandung, 2002) ha. 32

[14] Martina W Nasrun, Gampang Ingat Diusia Senja, (http//novartis.com, diakses 27 maret 2006).

[15] Siti Maliha, Studi Tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap Insomnia, ( Skripsi Fakulatas Psikologi Universitas 17 Agustus, 2003), hal. 34

[16] Imusik Klasik, Benarkah Bikin Cerdas? (http//Republika.com,09 Mei 2004)

[17] Don Campbell, Efek Mozart, terjmahan oleh Y. Hermaya, (Gramedia: Jakarta, 1997), hal.80

[18] Gorden Drydn & Jeannete Vos, Revolusi Learning, (Kaifa: Bandung, 1999), hal. 125

[19] Latiun, Psikologi Eksperimen, (UMM Press: Malang, 2002), hal. 122

0 komentar