CONTOH DESAIN KURIKULUM


PENDAHULUAN

A. Pengertian Autis

Autisma adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis dari masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi dan perhatian. Kelainan ini dapat menghambat, memperlambat atau mengganggu sinyal dari mata, telinga dan organ sensori yang lain. Hal ini umumnya memperlemah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain, mungkin ada aktivitas sosial atau penggunaan ketrampilan seperti berbicara, kemampuan imajinasi dan menarik kesimpulan. Sehingga kelainan ini dapat mengakibatkan gangguan atau keterlambatan pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Penyandang autisma (autis) penampakan/penampilan fisiknya umumnya tidak berbeda dari orang lain, bahkan tidak sedikit dari mereka mempunyai penampilan fisik yang rupawan. Tetapi bila diperhatikan lebih lama barulah terlihat perbedaannya, mereka menunjukkan reaksi yang tidak biasa terhadap situasi umum, atau mereka malah tidak menunjukkan reaksi sama sekali. Beberapa dari mereka mengacuhkan suara, penglihatan dan kejadian yang melibatkan mereka.

Perilaku mereka yang tidak merespon terhadap kontak sosial (pandangan/kontak mata, sentuhan, kasih sayang, bermain dengan anak sebayanya dan lain-lain) dan lebih senang menyendiri memberi kesan sepertinya mereka hidup dalam dunianya sendiri, oleh karena itu seseorang yang mempunyai gejala-gejala itu disebut sebagai autisma (berasal dari kata Yunani auto yang artinya sendiri)

Anak dengan autis mungkin menunjukkan keterlambatan sebelum umur tiga puluh bulan, terutama pada kemampuan berbicara dan ketrampilan sosial. Anak lebih lambat dibandingkan umumnya untuk mencapai patokan standart, seperti berceloteh atau berbicara yang mempunyai makna, membuat isyarat/gerak tubuh sosial seperti tersenyum atau menyentuh orang lain. Anak mungkin memerlukan waktu lebih panjang untuk mencapai beberapa patokan perkembangan atau tampak menetap dalam satu tahap.

Ada beberapa ciri-ciri perilaku autis secara umum anak dengan menderita autis akan menirukan segala sesuatu yang orang lakukan dan katakan, sehingga seumpama anak autis ditanya “siapa namamu?” dia akan menjawab “siapa namamu” juga. Atau jika dia menangis dia akan menangis dengan melagukan irama yang dia suka, bisa itu dengan irama musik atau irama yang dia ciptakan sendiri. Ada juga anak autis yang hanya menyukai satu hal, seumpama dia menyukai berdiri disatu tempat pada saat senam pagi, maka dia akan berdiri ditempat itu setiap hari, dan jika dilarang akan melakukan beberapa perilaku penolakan (autistik).

Perilaku autistik dibedakan menjadi dua:

  1. Perilaku berkelebihan (excess), bisa berupa :

a. Tantrum → menjerit, mengamuk, menangis dsb

b. Self abusa → memukul, menggigit, mencakar diri sendiri

c. Agresif → menendang, memukul, menggigit, mencubit orang lain.

  1. Perilaku berkekurangan (deficit), bisa berupa:

a. Bicara → tak bicara, sedikit suara/kata, menceracau, membeo dsb

b. Sosial → menganggap orang lain sebagai suatu benda

c. Bermain → putar-putar tubuh, benda

d. Emosi tak sesuai → hanya bengong saat dikelitiki

Apapun penyebab dan macam autisma, anak dengan autisma membutuhkan latihan terstruktur untuk menstimulasi belajar, bahasa dan ketrampilan sosial. Tatalaksana terapi autisma harus dilakukan secara terpadu antara terapi wicara, terapi perilaku dan edukasi khusus, dan juga perlu diperhatikan bahwa kurikulum tersebut sesuai dengan kebutuhan anak yang menderita autis.

B. Konsep Kurikulum Humanistik

Kurikulum Humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan Humanistik berkonsep pada aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progresisive Education),dan JJ Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama bagi siswa. Siswa menjadi subyek dalam pendidikan, mereka percaya setia siswa mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang.

Pendidikan humanistic menekankan pran siswa, pendidikan ini menekankan bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa) dan bagaimana merasakan atau bersikap terhada sesuatu. Tujuan pengajaran adalah untuk memperluas kesadaran diri sendiri dan dan mengurangi keregangan dan keterasingan dari lingkungan (yang biasa dilakukan oleh anak autis). Ada beberapa aliran yang yang termasuk dalam pendidikan dalam konsep humanistic ini, salah satunya adalah Konfluen. DOWNLOAD TULISAN LENGKAP DISINI.

1 komentar

  1. Anonim  

    30 April 2009 pukul 02.18

    Desain kurikulum ini membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya thank